Stakeholder dan Pengaruh Insentif dalam Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Konservasi Perairan
(Kasus: Desa Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat)
Abstract
Aktivitas manusia yang terkonsentrasi di zona pesisir dan laut memberikan tekanan yang besar pada ekosistem laut, termasuk penyu yang saat ini termasuk dalam daftar Apendiks I Konvensi Perdagangan Internasional Flora dan Fauna Spesies Terancam. Taman Pesisir Penyu Pantai Pangumbahan lahir sebagai oasis baru pengelolaan sumber daya pesisir dan laut yang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur-unsur pengelolaan kolaboratif, mengklasifikasikan stakeholder, tipe pengelolaan kolaboratif, serta pengaruh insentif terhadap pengelolaan kolaboratif di Desa Pangumbahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data kualitatif dengan metode survei menggunakan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Pangumbahan memiliki tipe pengelolaan kolaboratif konsultatif artinya terdapat komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat walaupun keputusan manajemen diambil oleh pemerintah. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa insentif berpengaruh terhadap pengelolaan kolaboratif di Desa Pangumbahan.
Downloads
References
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Sumber Daya Laut Dan Pesisir 2018. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[UU] Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
[UU] Undang-Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.
[UU] Undang-Undang Republik Indonesia No. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
[UU] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem
Adimu HE, Boer M, Yulianda F, Damar A. 2017. The role of stakeholders in marine conservation areas in Wakatobi National Park, Indonesia. Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation. 10(6):1483-91. [Diunduh 16 Feb 2020]. Tersedia pada: http://www.bioflux.com.ro/docs/2017.1483-1491.pdf.
Dwyer L, Edwards D. 2000. Nature-based tourism on the edge of urban development. Journal of Sustainable Tourism. 8(4): 267-287. [Diunduh 26 Juli 2020]. https://doi.org/10.1080/09669580008667364.
Gorris P. 2019. Mind the gap between aspiration and practice in co-managing marine protected areas: A case study from Negros Occidental, Philippines. Marine Policy. 105 (2019): 12-9 [Diunduh 23 Feb 2020]. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2019.03.006.
Gurney GG, Cinner JE, Sartin J, Pressey RL, Ban NC, Marshall NA, Prabuning D. 2016. Participation in devolved commons management: Multiscale socioeconomic factors related to individuals’ participation in community-based management of marine protected areas in Indonesia. Environmental Science & Policy. 61(2016):212-20. [Diunduh 16 Feb 2020]. https://doi.org/10.1016/j.envsci.2016.04.015.
Harteti S, Basuni S, Masy'ud B, Yulianda F. 2014. Peran para pihak dalam pengelolaan kawasan konservasi penyu pangumbahan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 11(2): 145-162.
Jone PJ, Qiu W, De Santo EM. 2011. Governing Marine Protected Areas: Getting The Balance Right. Nairobi (KE): United Nations Environment Programme (UNEP).
Kimmich C, Meyer-Ohlendorf L, Janetschek H, Sagebiel J, Meyer Ueding J. 2012. Methods for Stakeholder Analysis. Paderborn (DE): CT Salzwasser-Verlag GmbH. KG.
Pomeroy R, Rivera-guieb R. 2006. Fishery Co-Management: A Practical Handbook. Fishery Co-Management: A Practical Handbook. 10.1079/9780851990880.0000.
Ruchimat T, Basuki R, Suraji. 2013. Mengenal Potensi Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Indonesia. Volume II. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Press.
Widodo ML, Soekmadi R, Arifin HS. 2018. Analisis stakeholders dalam pengembangan ekowisata di Taman Nasional Betung Kerihun Kabupaten Kapuas Hulu. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management). 8(1), pp.55-61. [Diunduh 1 Aug 2020], https://doi.org/10.29244/jpsl.8.1.55-61.
Wondolleck JM, Yafee SL. 2000. Making Collaboration Work: Lesson from Innovation in Natural Resource Management. California (US): Island Press.
Articles published in Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license. You are free to copy, transform, or redistribute articles for any lawful purpose in any medium, provided you give appropriate credit to the original author(s) and the title of the work, journal citation, link to the DOI, indicate if changes were made, and redistribute any derivative work under the same license.
Copyright on articles is retained by the respective author(s), without restrictions. A non-exclusive license is granted to Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat to publish the article and identify itself as its original publisher, along with the commercial right to include the article in a hardcopy issue for sale to libraries and individuals.
By publishing in Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, authors grant any third party the right to use their article to the extent provided by the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license.