Hubungan Aksi Kolektif Berorientasi Identitas dengan Implementasi Prinsip Pengembangan Masyarakat Berbasis Ekosistem
(Kasus: Program Rehabilitasi Hutan Mangrove oleh Komunitas Kompilasi, Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten)
Abstract
Pengembangan masyarakat berbasis ekosistem dipandang sebagai sebuah strategi dalam mencapai pembangunan berkelanjutan sekaligus pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Pengembangan masyarakat yang mengedepankan prinsip pemberdayaan tidak dapat terwujud tanpa adanya kerjasama masyarakat dalam wujud aksi kolektif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara aksi kolektif dan implementasi pengembangan masyarakat perbasis ekosistem, serta keterkaitannya dengan keberlanjutan program dan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah data kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif dalam melengkapi data. Data kuantitatif diolah menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan pemilihan responden sebanyak 30 orang menggunakan metode sensus. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Lebih dari 90 orang responden menampilkan tingkat aksi kolektif berupa identifikasi kolektif, solidaritas, dan komitmen, yang termasuk Kuat; 2) Sekitar 60% orang responden memiliki intensitas implementasi prinsip pengemas berbasis ekosistem Tinggi, namun masih ada 30% yang Sedang yaitu pada organisasi SDM, data, dan kerjasama; serta 3) Ada korelasi antara tingkat aksi kolektif berorientasi identitas dengan intensitas implementasi prinsip pengembangan masyarakat berbasis ekosistem sebesar 0,728 (p<0,05).
Downloads
References
Akmaruzzaman. 2009. Strategi Mensinergikan Program Pengembangan Masyarakat Dengan Program Pengembangan Daerah: Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas [tesis]. Bogor (ID):Institut Pertanian Bogor.
Agarwal N, Lim M, Wigand, Rolf T. 2011. Collective Action Theory Meets the Blogosphere: A New Methodology. Communication in Computer and Information Science. Vol 136 (3): 224 – 239.
Beitl CM. 2014. Adding Environment to the Collective Action Problem: Individuals Civil Society, and the Mangrove-Fishery Commons in Ecuador. World Development. Vol 56, hal. 93-107
[BLH] Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Subang. 2010. Laporan Akhir Rencana Tindakan Penanganan Kawasan Hutan Mangrove Pantai Utara Kabupaten Subang. Subang (ID): Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Subang
Despica R. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Agro Wisata Kebun Teh Di Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Spasial [internet] [diakses pada 20 Oktober 2020] Vol 3 (1): 43 – 49. Dapat diakses pada: 130988-ID-pemberdayaan-masyarakat-dalam-pengembang.pdf (neliti.com)
Darajati W. 2004. Strategi Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu dan Berkelanjutan. Makalah Sosialisasi Nasional MFCDP. Jakarta (ID): Direktur Kelautan dan Perikanan, Bappenas.
Ellemers N, Haslam S. (2012). Social identity theory (Vol. 2). (P. Van Lange, A. Kruglanski, & E. Higgins, Eds.) USA: Sage.
Fikriyani M, Mussadun. 2014. Evaluasi Program Rehabilitasi Mangrove di Pesisir Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Jurnal Ruang. Vol 2 (1): 381 – 390.
Fitriansah H. 2012. Keberlanjutan Pengelolaan Lingkungan Pesisir Melalui Pemberdayaan Masyarakat di Desa Kwala Lama Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota. Vol 8 (4): 360 – 370.
Giri C, Ochieng E, Tieszen LL, Zhu Z, Singh A, Loveland T, Masek J, Duke N. 2011. Status and Distribution of Mangrove Forests of The World Using Earth Observation Satellite Data. A Journal of Macroecology: Global Ecology and Biogeography. Vol 20 (1): 154-159.
Handoko W, Marwah S, Widyastuti TR. 2017. Menjaga Sustainabilitas Pengembangan Masyarakat Pesisir Kebumen: Antara Corak Top-Down, Partisipatif Dan Inisiasi Kelembagaan Lokal. Sosiohumaniora [internet] [diakses pada 25 November 2019]. Vol 19 (3): 244 – 252. Dapat diakses pada : http://journal.unpad.ac.id/sosiohumaniora/article/download/10291/6968
Hartini S, Saputro GB, Yulianto M, Suprajaka. 2010. Assessing the Used of Remotely Sensed Data for Mapping Mangroves Indonesia. Selected Topics in Power Systems and Remote Sensing in 6th WSEAS International Conference on Remote Sensing. Takizawa (JP): Iwate Perfectural University
Ife J. 2009. Human Rights from Below. Achieving Rights through Community Development. New York: Cambridge University Press.
[KLHK] Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Rekalkulasi Penutupan Lahan Indonesia Tahun 2013. Jakarta (ID): Center for Forest Mapping and Inventory. Kementerian Kehutanan RI, 85pp.
Knox A, Meinzen-Dick R. 2001. Collective Action, Property Rights, and Devolution of Natural Resource Management: Exchange Of Knowledge And Implications For Policy.
Mudra IK. 2012. Mengurai Masalah Arsitektur Kota di Bali Melalui Pendekatan Pembangunan Berbasis Ekosistem. Jurnal Kajian Bali [internet] [diakses pada 20 Oktober 2020]. Vol 2 (1): 77 – 92. Dapat diakses pada : https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/download/15628/10421
Nasdian FT. 2015. Pengembangan Masyarakat. Jakarta (ID): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
[Permenhut] Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.70/MENHUT-II/2008 Tahun 2008. Tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
Packer, D. J. (2014). On Not Airing Dirty Laundry: Intergroup Contexts Suppress Ingroup Criticism Among Strongly Identified Group Members. British Journal of Social Psychology, 53, 93-111. Dapat diakses melalui : https://doi.org/10.1111/bjso.12017
Phillips R, Pittman R. 2014. An Introduction to Community Development. New York (US): Routledge
Purnamasari AM. 2011. Pengembangan Masyarakat Untuk Pariwisata Di Kampung Wisata Toddabojo Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota [internet] [diakses pada 4 April 2019]. Vol 22 (1): 49 – 64. Dapat diakses pada: http://journals.itb.ac.id/index.php/jpwk/article/download/4133/2219
Rahmanto BD. 2020. Peta Mangrove Nasional Dan Status Ekosistem Mangrove Di Indonesia. Disampaikan Dalam Webinar “Development for Mangrove Monitoring Tools in Indonesia. Jakarta (ID): Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Rustiadi E. 2003. Potensi Dan Permasalahan Kawasan Pesisir Berbasis Sumberdaya Perikanan Dan Kelautan. Makalah Pelatihan Perencanaan dan Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara Terpadu (ICZPM). Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sarwono J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu.
Singh R. 2001. Social Movements, Old and New: A Post-Modernist Critique. New Delhi: SAGE publikations India, Ltd.
Singh R. 2010. Gerakan Sosial Baru (Terj.). Yogyakarta: Resist Book.
Slamet Y. 1993. Analisis Kuantitatif Untuk Data Sosial. Solo (ID): Dabara Publisher.
Snow DA, Soule SA, Kriesi H. 2004. The Blackwell Companion to Social Movements [ebook] [diunduh pada 2020 Okt 31]. Oxford (UK): Blackwell Publishing Ltd. Tersedia pada: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/9780470999103.fmatter
Sukmana O. 2016. Konsep dan Teori Gerakan Sosial. Malang (ID): Intrans Publishing
Tuwo. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Surabaya: Brilian Internasional.
Wahyudi. 2005. Formasi dan Struktur Gerakan Sosial Petani, Studi Kasus: Reclaiming/Penjarahan Atas Tanah PTPN XXII (Persero) Kalibakar Malang Selatan. Malang (ID): UMM Press
Zomeren, M., Postmes, T., Spears, R. 2008. Toward an Integrative Social Identity Model of Collective Action: A Quantitative Research Synthesis of Three Socio-Psychological Perspectives. Psychological Bulletin. Vol. 134, No. 4, 504–535. DOI: 10.1037/0033-2909.134.4.504
Articles published in Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license. You are free to copy, transform, or redistribute articles for any lawful purpose in any medium, provided you give appropriate credit to the original author(s) and the title of the work, journal citation, link to the DOI, indicate if changes were made, and redistribute any derivative work under the same license.
Copyright on articles is retained by the respective author(s), without restrictions. A non-exclusive license is granted to Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat to publish the article and identify itself as its original publisher, along with the commercial right to include the article in a hardcopy issue for sale to libraries and individuals.
By publishing in Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, authors grant any third party the right to use their article to the extent provided by the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International license.